jurnal kimia " laju reaksi"

oke tadi saya ngepost sesuatu yang g penting, sekarang saya pengen ngepost hal yang puenting bagi MABA yang biasanya disuru buat jurnal sebelum praktikum. yah menurut pengalaman aja lah susah banget aku dulu cari contohnya di internet, dan koasnya yah yang sedikit baik hati dan mumpung saya berbaik hati. ini saya kasi contoh hasil penelitian saya dan teman teman

Nama : Reka Ayu Anggraeni
NIM : 123194213
Jurusan/Prodi: Kimia / Pend. kimia Universitas Negeri Surabaya



I.       JUDUL PERCOBAAN
Dalam percobaan kimia ini kami telah melakukan percobaan yang berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi.
II.    HARI/TANGGAL PERCOBAAN
Percobaan kimia yang kami lakukan tentang Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi dilakukan pada Hari Rabu,tanggal 24 Oktober 2012 yang dimulai pukul 07.00 WIB
III. SELESAI PERCOBAAN
Percobaan ini telah selesai dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 pada pukul 09.00 WIB.
IV. TUJUAN PERCOBAAN
Dalam percobaan ini memiliki tujuan menguji Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi,luas permukaan sentuhan,temperatur,dan katalis.
V.    TINJAUAN PUSTAKA
 Reaksi kimia adalah perubahan unsur-unsur atau senyawaan kimia sehingga terjadi senyawaan lain karena adanya unsur yang lepas.
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul.
Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul.Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.Reaksi – reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda. Ada reaksi yang berlangsung spontan seperti reaksi – reaksi ion,ada reaksi yang berlangsung lambat seperti perkaratan besi dan ada pula reaksi yang kecepatannya dapat diukur. Pengukuran laju reaksi didasarkan pada kecepatan berkurangnya konsentrasi pereaksi/bertambahnnya konsentrasi hasil reaksi.Menurut teori tumbukan, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan yang efektif antar partikel pereaksi.Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi aktivasi (Ea). Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.
Dari pengalaman sehari-hari, kita dapat mengetahui bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor.Misalnya kita dapat mengamati bahwa serpihan kayu terbakar lebih cepat daripada balok kayu.

Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sbb         :
1.      Luas permukaan sentuh
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi.Sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel maka tumbukan yang terjadi semakin banyak sehingga laju reaksi berjalan dengan cepat. Dan bila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,maka semakin kecil tumbukan dan lajunya semakin lambat. Karakteristik keping juga berpengaruh,semakin halus kepingan,maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Semakin kasar keping itu,maka semakin lambat.Suatu reaksi melibatkan pereaksi dalam bentuk padat.Perubahan laju reaksi semata-mata sebagai akibat perbedaan ukuran kepingan.dalam hal ini, ukuran kepingan kita sebut variabel bebas (variabel manipulasi), perubahan laju reaksi (waktu reaksi) sebagai variabel terikat (variabel respons), semua faktor lain yang dibuat tetap disebut variabel kontrol.
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat.Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk kepingan atau butiran.
2.      Konsentrasi
Semakin besar knsentrasi zat –zat yang bereaksi maka semakin cepat reaksinya berlangsung.Makin besar konsentrasi makin banyak zat – zat yang bereaksi sehingga semakin besar terjadinya tumbukan dan dapat dikatakan kemungkinan terjadinya reaksi.Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi dapat dipelajari dengan mengulangi reaksi magnesium dengan asam klorida.Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih rapat.Jika dibandingkan dengan larutan encer.
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui percobaan.Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju perubahan konsentrasi reaktan.
Ada reaktan  yang perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:

Δ[reaktan] ≈ ΔV
Δ[reaktan]=x≈ΔV=1
Xn = 1
N = 0
 





3.      Suhu
Apabila suhu suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan,maka menyebabkan partikel aktif bergerak,sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering,menyebabkan laju reaksi semakin besar. Apabila suhu diturunkan,maka partikel semakin tak aktif,sehinga laju reaksi semakin kecil.
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
dimana:

k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap laju reaksi:
Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka laju mengalami kenaikan 2 kali se1mula, maka secara matematis dapat dirumuskan

Dimana :
Vt  = laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)

4.      Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,tanpa mengalami perubahan/terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi atau produk.Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat/memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicu terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktifitas yang lebih rendah katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya (mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama:  katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas.Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimiayang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. 

Sifat-sifat katalis sebagai berikut :
1.      Katalis tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi, tetapi mungkin terlibat dalam mekanisme reaksi.
2.      Katalis mempercepat laju reaksi,tetapi tidak mengubah perubahan entalpi reaksi.
3.      Katalis mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan tahap-tahap yang mempunyai energi pengaktifan lebih rendah.
4.      Katalis mempenyai aksi spesifik, artinya hanya dapat mengatalis suatureaksi tertentu.
5.      Katalis hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
6.      Katalis dapat diracuni oleh zat tertentu.

Orde Reaksi
Adalah Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksi
1.      Ada reaksi berorde O, dimana tidak terjadi perubahan laju  reaksi berapapun perubahan konsentrasi pereaksi.
2.      Ada reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.
3.      Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan  laju reaksi lebih cepat 4 kali, dst.
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde reaksiUntuk reaksi
A + B à C
Rumusan laju reaksi adalah :
V =k.[A]m.[B]n
Dimana :
k  = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n  = orde reaksi untuk B
Orde reakasi total = m + n


KEMOLARAN
Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut dibagi volume (v) larutan
  
Pengenceran larutan menyebabkan konsentrasi berubah dengan rumusan
                        M1.V1 = M2.V2
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2M2 : volume dan konsentrasi hasil pengenceran
Pencampuran larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda menghasilkan konsentrasi baru, dengan rumusan


Konsep laju reaksi :
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat komponen reaksi setiap satuan waktu:

         Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu
         Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu
         Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama dengan perbandingan koefisien reaksinya
         Pada reaksi :
         N2(g) + 3 H2(g)à 2 NH3(g),
         laju penambahan konsentrasi NH3
         laju pengurangan konsentrasi  N2 dan H2

VI.  CARA KERJA
A.     Alat dan Bahan
Ø  Alat
1.      Labu ukur 250 ml
2.      Stopwatch
3.      Gelas ukur 100 ml
4.      Penjepit
5.      Pipet tetes
6.      Gelas kimia 100ml
7.      Mortar + alu
8.      Balon
9.      Tabung reaksi + rak
10.  Pengaduk gelas
Ø  Bahan
1.      HCl, 2M dan 1M
2.      Na2S2O3 1M; 0,1M
3.      CaCO3
4.      KMnO4 0,01M
5.      H2C2O4 0,05M
6.      H2SO4 0,01M

VIII.  ANALISIS DATA
1.        Percobaan ke satu
Larutan A
Ketika  5 ml Na2S203 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 5 ml HCl 3M,warna berubah menjadi kekuningan,
Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0017 sekon.
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb            :
 .  =  .
1 . 5       = 5 . M2
        M2 = 1 M

 Reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + HCl(aq)                         NaCl(s) + H2O(l) + O2(g) + S(s)         

Larutan B
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 10 ml H20, larutan tersebut menjadi natrium sulfit cair. Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + H2O(l)                                Na2S2O3(l) encer 

Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M , warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0.0014 sekon.
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb            :
 .  =  .
1 . 5       = 15 . M2
        M2 = 0,03 M




Larutan C
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 15 ml H2O,  larutan tersebut menjadi natrium sulfit. Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0012 sekon.
Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + H2O(l)                                Na2S2O3(l) encer
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb            :
 .  =  .
1 . 5       = 20 . M2
        M2 = 0,25 M

Larutan D
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 20 ml H2O,  larutan tersebut menjadi natrium sulfit. Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0009 sekon.
Dengan reaksi yang dihasilkan sebagai berikut :

Na2S2O3(aq) + H2O(l)                                   Na2S2O3(l) encer
Kemudian untuk Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb            :
 .  =  .
1 . 5       = 30 . M2
        M2 = 0,16 M

Maka , dari hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa “Semakin besar konsentrasi maka laju reaksi akan semakin cepat pula”





 













2.        Percobaan ke dua
-Butiran marmer kasar CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan dulu labu erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut ke labu erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena disebabkan adanya gas CO2. Waktu yang diperlukan agar balonnya mengembang adalah 1230 sekon
-Serbuk marmer halus CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan dulu labu erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut ke labu erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena disebabkan adanya gas CO2, Waktu yang diperlukan agar balonnya mengembang adalah 5 sekon
Maka “ Semakin cepat luas penampang semakin mempercepat laju reaksi”
Reaksi kimia yang terjadi dari percobaan di atas adalah:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)




3.             Percobaan ke tiga
- Pada saat 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 0.5 M, menghasilkan suhu awal sebesar 310C. Setelah ditetesi KmnO4, larutan tersebut hilang warnanya dengan waktu 156 sekon.
- Pada saat 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2C2O4 0.5 M, dipanaskan dalam penangas. Ditambahkan lagi dengan 1 tetes KMnO4 sampai warna larutan KMnO4 hilang.

Suhu ( 0C )
Waktu ( sekon)
350
0,008
400
0,018
450
0,034
500
0,04

Reaksi-reaksi yang dihasilkan :

H2C2O4(aq) + H2O(l)                               H2C2O4(l)
KMnO4(aq) + H2O(l)                               KMnO4(l)
ü  2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)

Maka, “Semakin besar kenaikan suhu, semakin besar pula laju reaksinya”


 










4.                  Percobaan ke empat

-Larutan 2 tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4 menghasilkan warna bening dengan serabut putih. Ditetesi lagi dengan 1 tetes larutan KMnO4 warna menjadi keunguan tidak ada endapan.Diulangi sebanyak 10 kali hingga KMnO4 hilang. (tanpa katalis)

-Larutan 2 tetes H2C2O4 + 2 tetes H2SO4 + 1 tetes MnSO4 berwarna bening ditambahkan dengan 1 tetes larutan KMnO4 warna berubah menjadi coklat ada endapan. Diulangi sebanyak 10 kali hingga KMnO4 hilang. (dengan katalis)
Reaksi = reaksi yang dihasilkan :
KMnO4(aq) + H2O(l)                               KMnO4(l)
ü  2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)



 
















Tanpa katalis                                                                katalis
  no
1/   T
1
0,0067
2
0,013
3
0,016
4
0,02
5
0,025
6
0,033
7
0,04
8
0,05
9
0,08
10
0,1
no
1/    T
1
0,01
2
0,016
3
0,022
4
0,034
5
0,037
6
0,066
7
0,2
8
0,33
9
0,5
10
1

                                                           
            Maka, penambahan katalis memperbesar laju reaksi.
IX.    PEMBAHASAN
1.        Pengaruh Konsentrasi pada laju reaksi
Persamaan reaksi untuk pada tabung A adalah :
Na2S2O3(aq) + HCl(aq)                            NaCl(s) + H20(l) + O2(g) + S(s)

Jika kita melihat persamaan reaksi di atas, larutan Na2S2Ojika ditambahkan dengan 2HCl maka akan menghasilkan produk salah satunya adalah belerang (S). Pada percobaan 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 5 ml HCl  terjadi perubahan warna kuning dan terdapat endapan belerang setelah 565 s.
Persamaan reaksi tabung B,C, dan D adalah :
Na2S2O3(aq) + H2O(l)                         Na2S2O3(l) encer
Pada tabung B 5 ml Na2S2Oditetesi dengan 5 ml H2O setelah 694 s terjadi perubahan warna , pada tabung C 5 ml Na2S2O3 ditetesi15 ml H2O setelah 817 s terjadi perubahan warna . pada  tabung D 5 ml Na2S2Oditetesi dengan 25 ml H2O setelah 1110 s terjadi perubahan warna kuning keruh . Jadi reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar .zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah . partikel yang susunannya lebih rapat , akan lebih sering bertumbukan di banding dengan partikel yang susunannya renggang , sehingga kemungkinan terjadi reaksi makin besar . kesimpulannya semakin besar jumlah konsentrasi maka semakin cepat laju reaksi
2.        pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
Persamaan reaksi percobaan 2 :
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Pada percobaan 2.a mamer dimasukkan dalam balon dalam bentuk padat setelah 1590 s balon mengembang hal itu disebabkan adanya gas CO2 yang terbentuk. Pada percobaaa=n 2.b marmer dimsukkan dalam balon dalam bentuk serbuk setelah 5 s balon mengembang hal itu disebabkan adanya gas CO2 yang terbentuk.
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam tempat sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat .begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh , maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel , sehingga laju reaksi pun semakin kecil . karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh,yaitu semakin halus kepingan itu ,maka semakin cepat waktu yang di butuhkan untuk bereaksi, sedangkan semakin kasar kepingan itu , maka semakin lama waktu yang di butuhkan untuk bereaksi.







3. pengaruh temperatur pada laju reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan 3 :

H2C2O4(aq) + H2O(l)                               H2C2O4(l)
KMnO4(aq) + H2O(l)                               KMnO4(l)
ü  2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)

H2C2O4 dicampur H2SO4 suhu awal 31oC.Setelah ditetesi KmnO4 saat larutan hilang warnanya setelah 156 s. Pada H2C2O4 dicampur dengan asam sulfat yang dipanaskan pada penangas air pada suhu 35oChilang warna setelah 116 s  , pada suhu 40oChilang warna setelah 55 s  ,  pada suhu 45 c hilang warna setelah 46 s . pada suhu 50oChilang warna setelah 25 s . sudah jelas bahwa suhu dapat mempengaruhi laju reaksi. Jika suhu dinaikkan, laju reaksi makin besar. Hal ini disebabkan karena dengan menaikkan suhu reaksi akan meningkatkan energi kinetik dan partikel zat reaktan saling bertumbukan sehingga menghasilkan zat produk yang makin besar. Dapat juga dikatakan bahwa menaikkan sama halnya dengan meningkatkan fraksi partikel yang memiliki energi melebihi energi aktivasi. Kenaikan suhu 10oC akan melipatduakan jumlah molekul dengan energi tersebut. Kenaikan konsentrasi atau tekanan mengakibatkan molekul bertumbukan lebih sering, dengan lebih banyaknya tumbukan maka tumbukan akan lebih efektif
Jadi semakin besar suhu maka semakin besar terjadinya laju reaksi.

4.pengaruh katalis pada laju reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan 4 :
KMnO4(aq) + H2O(l)                               KMnO4(l)
ü  2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)

Dua tetes Asam oksalat di campur  dua tetes asam sulfat pada tetesan kalium permanganat pada satu tetes yang awalnya bening ada serabut putih setelah 149 s terjadi perubahan warna keunguan tidak ada endapan. pada dua tetes setelah 73 s , pada tiga tetes setelah 61 s , pada empat tetes setelah 50 s  , pada lima tetes setelah 40 s , pada enam tetes setelah 30 s , pada tujuh tetes setelah 25 s , pada tetes delapan setelah 19 s , pada sembilan tetes setelah 12 s , pada  sepuluh tetes setelah  6 s .
Dua tetes Asam oksalat di campur  dua tetes asam sulfat ditambahkan satu tetes mangan (II) sulfat dan ditambahkan kalium permanganat pada tetesan yang   berbeda . pada satu tetes yang awalnya bening setelah  89 s terjadi perubahan warna coklat dan terjadi endapan . pada dua tetes setelah 62 s , pada tiga tetes setelah 45 s , pada empat tetes setelah 29 s  , pada lima tetes setelah 27 s , pada enam tetes setelah 15 s , pada tujuh tetes setelah 5 s , pada tetes delapan setelah 3 s , pada sembilan tetes setelah 2 s , pada  sepuluh tetes setelah  1 s . katalis berfungsi mempercepat terjadinya laju reaksi tetapi pada akhir reaksi dapat di peroleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi , sehingga jika ke  dalam suatu reaksi ditambahkan katalis , maka reaksi akan lebih mudah terjadi . hal ini disebabkan karena karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi .


X.    KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat saya simpulkan.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaran lain :
1.           Luas permukaan sentuh
Semakin besar luas permukaan sentuh, semakin cepat laju reaksinya, karena terjadi tumbukan antar partikel yangbesar.Begitu juga sebaliknya.
2.          Suhu
Suhu juga berpengaruh terhadap laju reaksi,Apabila suhu dinaikkan, maka laju reaksinya semakin besar.
3.            Katalis
Dengan adanya katalis pada reaksi menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat..
4.        Konsentrasi reaktan
Dengan adanya konsentrasi,makaSemakin tinggi konsentrasi, semakin cepat reaksi.


XI.              JAWAB PERTANYAAN
1)      Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di atas adalah:
ü  Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) +S(s) + SO2(g) +H2O(l)
ü  CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)
ü  2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
ü  2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
2)      Persamaan laju reaksi berorde satu:
                        V = k[Na2S2O3][ HCl]
       Persamaan laju reaksi berorde dua
                        V = k[Na2S2O3]2[HCl]2

3)      Gas yang terbentuk antara kalsium karbonat dan asam klorida adalah gas CO2.
Persamaan reaksi yang terjadi:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)
4)      Asam sulfat berperan untuk mempertahankan warna dari asam oksalat (tak berwarna) yang bereaksi dengan kalium permanganat (ungu).
5)      Sesuai dengan reaksi:
2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq)             2MnSO4(aq) + 10CO2(g) + K2SO4 + 8H2O(l)
Karena jika  KMnO4direaksikan dengan asam oksalat (H2C2O4), maka asam oksalat tersebut mempengaruhi warna larutan.


























XII.      DAFTAR PUSTAKA
Keenan, Charles W; Kleinfelter, Donald C; Wood, Jesse H.(1995).Ilmu      Kimia untuk Universitas Edisi Keenam Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
Sugiarto, Bambang dkk.(2007).Kimia Dasar 1.Surabaya:UNESA University Press.
Atkins, P.W.1997.Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2.Jakarta:Erlangga
























LAMPIRAN
PERCOBAAN 1














 















PERCOBAAN 2








 








                                               



PERCOBAAN 3













 













      PERCOBAAN 4








 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments

0 komentar:

Posting Komentar