jurnal kimia " laju reaksi"
oke tadi saya ngepost sesuatu yang g penting, sekarang saya pengen ngepost hal yang puenting bagi MABA yang biasanya disuru buat jurnal sebelum praktikum. yah menurut pengalaman aja lah susah banget aku dulu cari contohnya di internet, dan koasnya yah yang sedikit baik hati dan mumpung saya berbaik hati. ini saya kasi contoh hasil penelitian saya dan teman teman
Nama : Reka Ayu Anggraeni
NIM : 123194213
Jurusan/Prodi: Kimia / Pend. kimia Universitas Negeri Surabaya
Nama : Reka Ayu Anggraeni
NIM : 123194213
Jurusan/Prodi: Kimia / Pend. kimia Universitas Negeri Surabaya
I.
JUDUL PERCOBAAN
Dalam percobaan kimia ini kami telah melakukan percobaan yang
berjudul Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi.
II.
HARI/TANGGAL PERCOBAAN
Percobaan kimia yang kami lakukan tentang Faktor – Faktor Yang
Mempengaruhi Laju Reaksi dilakukan pada Hari Rabu,tanggal 24 Oktober 2012 yang
dimulai pukul 07.00 WIB
III. SELESAI
PERCOBAAN
Percobaan ini telah selesai dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012
pada pukul 09.00 WIB.
IV. TUJUAN
PERCOBAAN
Dalam percobaan ini memiliki tujuan menguji Faktor – faktor yang
mempengaruhi laju reaksi yaitu konsentrasi zat pereaksi,luas permukaan
sentuhan,temperatur,dan katalis.
V.
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi
kimia adalah perubahan unsur-unsur atau senyawaan kimia sehingga terjadi
senyawaan lain karena adanya unsur yang lepas.
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul.Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.Reaksi – reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda. Ada reaksi yang berlangsung spontan seperti reaksi – reaksi ion,ada reaksi yang berlangsung lambat seperti perkaratan besi dan ada pula reaksi yang kecepatannya dapat diukur. Pengukuran laju reaksi didasarkan pada kecepatan berkurangnya konsentrasi pereaksi/bertambahnnya konsentrasi hasil reaksi.Menurut teori tumbukan, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan yang efektif antar partikel pereaksi.Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi aktivasi (Ea). Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.
Reaksi kimia adalah transformasi/perubahan dalam struktur molekul. Reaksi ini bisa menghasilkan penggabungan molekul membentuk molekul yang lebih besar, pembelahan molekul menjadi dua atau lebih molekul yang lebih kecil, atau penataulangan atom-atom dalam molekul.Reaksi kimia selalu melibatkan terbentuk atau terputusnya ikatan kimia.Reaksi – reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda. Ada reaksi yang berlangsung spontan seperti reaksi – reaksi ion,ada reaksi yang berlangsung lambat seperti perkaratan besi dan ada pula reaksi yang kecepatannya dapat diukur. Pengukuran laju reaksi didasarkan pada kecepatan berkurangnya konsentrasi pereaksi/bertambahnnya konsentrasi hasil reaksi.Menurut teori tumbukan, suatu reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan yang efektif antar partikel pereaksi.Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang dikenal sebagai energi aktivasi (Ea). Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Jika reaksi berhasil, maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.
Dari
pengalaman sehari-hari, kita dapat mengetahui bahwa laju reaksi dipengaruhi oleh
berbagai faktor.Misalnya kita dapat mengamati bahwa serpihan kayu terbakar
lebih cepat daripada balok kayu.
Faktor – faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sbb :
1.
Luas
permukaan sentuh
Luas
permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi.Sebab
semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel maka tumbukan yang
terjadi semakin banyak sehingga laju reaksi berjalan dengan cepat. Dan bila
semakin kecil luas permukaan bidang sentuh,maka semakin kecil tumbukan dan lajunya
semakin lambat. Karakteristik keping juga berpengaruh,semakin halus
kepingan,maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Semakin kasar
keping itu,maka semakin lambat.Suatu
reaksi melibatkan pereaksi dalam bentuk padat.Perubahan laju reaksi semata-mata
sebagai akibat perbedaan ukuran kepingan.dalam hal ini, ukuran kepingan kita
sebut variabel bebas (variabel manipulasi), perubahan laju reaksi (waktu
reaksi) sebagai variabel terikat (variabel respons), semua faktor lain yang
dibuat tetap disebut variabel kontrol.
Suatu zat
akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang
terdiri dari dua fase atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan
zat.Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang
lebih besar daripada padatan berbentuk kepingan atau butiran.
2.
Konsentrasi
Semakin besar
knsentrasi zat –zat yang bereaksi maka semakin cepat reaksinya
berlangsung.Makin besar konsentrasi makin banyak zat – zat yang bereaksi
sehingga semakin besar terjadinya tumbukan dan dapat dikatakan kemungkinan
terjadinya reaksi.Pengaruh
konsentrasi pada laju reaksi dapat dipelajari dengan mengulangi reaksi
magnesium dengan asam klorida.Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat)
mengandung partikel yang lebih rapat.Jika dibandingkan dengan larutan encer.
Hubungan kuantitatif perubahan konsentrasi dengan laju
reaksi tidak dapat ditetapkan dari persamaan reaksi, tetapi harus melalui
percobaan.Dalam penetapan laju reaksi ditetapkan yang menjadi patokan adalah laju
perubahan konsentrasi reaktan.
Ada reaktan yang
perubahan konsentrasinya tidak mempengaruhi laju reaksi:
Δ[reaktan] ≈ ΔV
Δ[reaktan]=x≈ΔV=1
Xn = 1
N = 0
|
3.
Suhu
Apabila suhu
suatu reaksi yang berlangsung dinaikkan,maka menyebabkan partikel aktif
bergerak,sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering,menyebabkan laju reaksi
semakin besar. Apabila suhu diturunkan,maka partikel semakin tak aktif,sehinga
laju reaksi semakin kecil.
Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila
suhu dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-molekul zat
yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak molekul yang memiliki
energi sama atau lebih besar dari Ea. Dengan demikian lebih banyak molekul yang
dapat mencapai keadaan transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi
lebih besar. Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi
(k) terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS:
k = A . e-E/RT
|
dimana:
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
Hubungan Kuntitatif perubahan suhu terhadap
laju reaksi:
Dari data diperoleh hubungan:
Setiap kenaikan suhu 10 oC, maka
laju mengalami kenaikan 2 kali se1mula,
maka secara matematis dapat dirumuskan
Dimana :
Vt =
laju reaksi pada suhu t
Vo = laju reaksi pada suhu awal (to)
4.
Katalis
Katalis adalah
suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu,tanpa mengalami
perubahan/terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi
tapi bukan sebagai pereaksi atau produk.Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat/memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang
dipicu terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi
aktifitas yang lebih rendah katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk
berlangsungnya reaksi.
Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksinya
(mempercepat reaksi) dengan jalan memperkecil
energi pengaktifan suatu reaksi
dan dibentuknya tahap-tahap reaksi yang baru. Dengan menurunnya energi pengaktifan maka pada suhu yang sama
reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase
berbeda dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis
homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis
heterogen yaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana
pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam
substrat-substrat menjadi lemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk
baru. Ikatan atara produk dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya
terlepas.Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantarakimiayang selanjutnya bereaksi membentuk produk akhir reaksi,
dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya.
Sifat-sifat katalis sebagai berikut :
1.
Katalis
tidak mengalami perubahan yang kekal dalam reaksi, tetapi mungkin terlibat
dalam mekanisme reaksi.
2.
Katalis
mempercepat laju reaksi,tetapi tidak mengubah perubahan entalpi reaksi.
3.
Katalis
mengubah mekanisme reaksi dengan menyediakan tahap-tahap yang mempunyai energi
pengaktifan lebih rendah.
4.
Katalis
mempenyai aksi spesifik, artinya hanya dapat mengatalis suatureaksi tertentu.
5.
Katalis
hanya diperlukan dalam jumlah sedikit.
6.
Katalis
dapat diracuni oleh zat tertentu.
Orde Reaksi
Adalah Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju
disebut orde reaksi
1.
Ada reaksi berorde O, dimana tidak
terjadi perubahan laju reaksi berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.
2.
Ada reaksi berorde 1, dimana
perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2
kali.
3. Ada reaksi berorde 2, dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2
kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat
4 kali, dst.
Pangkat perubahan konsentrasi terhadap perubahan laju disebut orde
reaksiUntuk reaksi
A + B à C
Rumusan laju reaksi adalah :
V =k.[A]m.[B]n
Dimana :
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi untuk A
n = orde reaksi untuk B
Orde reakasi total = m + n
KEMOLARAN
Kemolaran adalah satuan konsentrasi
larutan yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
Kemolaran (M) sama dengan jumlah mol (n) zat terlarut
dibagi volume (v) larutan
Pengenceran larutan menyebabkan konsentrasi berubah dengan rumusan
M1.V1
= M2.V2
dimana:
V1M1 : volume dan konsentrasi larutan asal
V2M2 : volume dan konsentrasi hasil
pengenceran
Pencampuran
larutan sejenis dengan konsentrasi berbeda menghasilkan konsentrasi baru,
dengan rumusan
Konsep laju reaksi :
Laju reaksi menyatakan laju perubahan konsentrasi zat-zat
komponen reaksi setiap satuan waktu:
•
Laju pengurangan konsentrasi pereaksi per satuan waktu
•
Laju penambahan konsentrasi hasil reaksi per satuan waktu
•
Perbadingan laju perubahan masing-masing komponen sama
dengan perbandingan koefisien reaksinya
•
Pada reaksi :
•
N2(g) + 3 H2(g)à 2 NH3(g),
•
laju penambahan konsentrasi NH3
•
laju pengurangan konsentrasi N2
dan H2
VI. CARA KERJA
A. Alat dan Bahan
Ø Alat
1. Labu ukur 250 ml
2. Stopwatch
3. Gelas ukur 100 ml
4. Penjepit
5. Pipet tetes
6. Gelas kimia 100ml
7. Mortar + alu
8. Balon
9. Tabung reaksi + rak
10. Pengaduk gelas
Ø Bahan
1. HCl, 2M dan 1M
2. Na2S2O3
1M; 0,1M
3. CaCO3
4. KMnO4 0,01M
5. H2C2O4
0,05M
6. H2SO4 0,01M
VIII. ANALISIS DATA
1.
Percobaan ke satu
Larutan A
Ketika 5 ml Na2S203
1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 5 ml HCl 3M,warna berubah
menjadi kekuningan,
Terdapat
endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0017 sekon.
Kemudian untuk
Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
. = .
1
. 5
= 5 . M2
M2 = 1 M
Reaksi yang dihasilkan adalah sebagai berikut
:
Na2S2O3(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H2O(l) + O2(g) + S(s)
Larutan B
Ketika 5 ml Na2S2O3
1M dituangkan ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 10 ml H20,
larutan tersebut menjadi natrium sulfit cair. Dengan reaksi yang dihasilkan
sebagai berikut :
Na2S2O3(aq)
+ H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Kemudian
ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M , warna berubah menjadi kekuningan. Terdapat
endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0.0014 sekon.
Kemudian untuk
Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
. = .
1
. 5
= 15 . M2
M2 = 0,03 M
Larutan C
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan
ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 15 ml H2O, larutan tersebut menjadi natrium sulfit.
Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan.
Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0012 sekon.
Dengan reaksi
yang dihasilkan sebagai berikut :
Na2S2O3(aq)
+ H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Kemudian untuk
Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
. = .
1
. 5
= 20 . M2
M2 = 0,25 M
Larutan D
Ketika 5 ml Na2S2O3 1M dituangkan
ke dalam gelas kimia, dan ditambahkan 20 ml H2O, larutan tersebut menjadi natrium sulfit.
Kemudian ditambahkan dengan 5 ml HCl 3M, warna berubah menjadi kekuningan.
Terdapat endapan sulfur yang dihitung dengan waktu 0,0009 sekon.
Dengan reaksi
yang dihasilkan sebagai berikut :
Na2S2O3(aq)
+ H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Kemudian untuk
Perhitungan Molaritas di dapat dari rumusan sbb :
. = .
1
. 5
= 30 . M2
M2 = 0,16 M
Maka , dari
hasil percobaan tersebut membuktikan bahwa “Semakin besar konsentrasi maka laju
reaksi akan semakin cepat pula”
2.
Percobaan ke dua
-Butiran marmer
kasar CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan dulu labu
erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut ke labu
erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena disebabkan adanya gas
CO2. Waktu yang diperlukan agar balonnya mengembang adalah 1230
sekon
-Serbuk marmer
halus CaCO3 diisikan ke dalam balon sementara siapkan dulu labu
erlemeyer berisi larutan 10 ml HCl 1 M.Pasangkan balon tersebut ke labu
erlemeyer dan setelah diamati, balonnya mengembang karena disebabkan adanya gas
CO2, Waktu yang diperlukan agar balonnya mengembang adalah 5 sekon
Maka “ Semakin
cepat luas penampang semakin mempercepat laju reaksi”
Reaksi
kimia yang terjadi dari percobaan di atas adalah:
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl3(aq) +
H2O(l) + CO2(g)
3.
Percobaan ke tiga
- Pada saat 2
tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4
0.5 M, menghasilkan suhu awal sebesar 310C. Setelah ditetesi KmnO4,
larutan tersebut hilang warnanya dengan waktu 156 sekon.
- Pada saat 2
tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2C2O4
0.5 M, dipanaskan dalam penangas. Ditambahkan lagi dengan 1 tetes KMnO4
sampai warna larutan KMnO4 hilang.
Suhu ( 0C
)
|
Waktu (
sekon)
|
350
|
0,008
|
400
|
0,018
|
450
|
0,034
|
500
|
0,04
|
Reaksi-reaksi yang dihasilkan :
H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(l)
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
ü
2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq)
→ 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) +
10H2O(l)
Maka, “Semakin besar kenaikan suhu, semakin besar pula laju
reaksinya”
4.
Percobaan ke empat
-Larutan 2
tetes H2C2O4 ditambahkan dengan 2 tetes H2SO4
menghasilkan warna bening dengan serabut putih. Ditetesi lagi dengan 1 tetes
larutan KMnO4 warna menjadi keunguan tidak ada endapan.Diulangi
sebanyak 10 kali hingga KMnO4 hilang. (tanpa katalis)
-Larutan 2
tetes H2C2O4 + 2 tetes H2SO4
+ 1 tetes MnSO4 berwarna bening ditambahkan dengan 1 tetes larutan
KMnO4 warna berubah menjadi coklat ada endapan. Diulangi sebanyak 10
kali hingga KMnO4 hilang. (dengan katalis)
Reaksi = reaksi
yang dihasilkan :
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
ü
2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq)
+ 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) +
MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
Tanpa katalis katalis
no
|
1/ T
|
1
|
0,0067
|
2
|
0,013
|
3
|
0,016
|
4
|
0,02
|
5
|
0,025
|
6
|
0,033
|
7
|
0,04
|
8
|
0,05
|
9
|
0,08
|
10
|
0,1
|
no
|
1/ T
|
1
|
0,01
|
2
|
0,016
|
3
|
0,022
|
4
|
0,034
|
5
|
0,037
|
6
|
0,066
|
7
|
0,2
|
8
|
0,33
|
9
|
0,5
|
10
|
1
|
Maka, penambahan katalis memperbesar
laju reaksi.
IX.
PEMBAHASAN
1.
Pengaruh
Konsentrasi pada laju reaksi
Persamaan reaksi untuk pada tabung A adalah :
Na2S2O3(aq) + HCl(aq) NaCl(s) + H20(l)
+ O2(g) + S(s)
Jika kita melihat persamaan reaksi di atas, larutan Na2S2O3 jika
ditambahkan dengan 2HCl maka akan menghasilkan produk salah satunya adalah
belerang (S). Pada percobaan 5 ml Na2S2O3 ditetesi
dengan 5 ml HCl terjadi perubahan warna
kuning dan terdapat endapan belerang setelah 565 s.
Persamaan
reaksi tabung B,C, dan D adalah :
Na2S2O3(aq)
+ H2O(l) Na2S2O3(l) encer
Pada
tabung B 5 ml Na2S2O3 ditetesi dengan 5
ml H2O setelah 694 s terjadi perubahan warna , pada tabung C 5 ml Na2S2O3
ditetesi15 ml H2O setelah 817 s terjadi perubahan warna . pada tabung D 5 ml Na2S2O3 ditetesi
dengan 25 ml H2O setelah 1110 s terjadi perubahan warna kuning keruh
. Jadi reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar
.zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak
sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang
konsentrasinya rendah . partikel yang susunannya lebih rapat , akan lebih
sering bertumbukan di banding dengan partikel yang susunannya renggang ,
sehingga kemungkinan terjadi reaksi makin besar . kesimpulannya semakin besar
jumlah konsentrasi maka semakin cepat laju reaksi
2.
pengaruh luas permukaan sentuhan pada laju reaksi
Persamaan
reaksi percobaan 2 :
CaCO3(s) + 2HCl(aq) →
CaCl3(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Pada percobaan 2.a mamer dimasukkan dalam balon dalam bentuk padat
setelah 1590 s balon mengembang hal itu disebabkan adanya gas CO2
yang terbentuk. Pada percobaaa=n 2.b marmer dimsukkan dalam balon dalam bentuk
serbuk setelah 5 s balon mengembang hal itu disebabkan adanya gas CO2
yang terbentuk.
Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
tempat sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat .begitu juga, apabila
semakin kecil luas permukaan bidang sentuh , maka semakin kecil tumbukan yang
terjadi antar partikel , sehingga laju reaksi pun semakin kecil . karakteristik
kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh,yaitu semakin halus kepingan
itu ,maka semakin cepat waktu yang di butuhkan untuk bereaksi, sedangkan
semakin kasar kepingan itu , maka semakin lama waktu yang di butuhkan untuk
bereaksi.
3.
pengaruh temperatur pada laju reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan 3 :
H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(l)
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
ü
2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq)
→ 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) +
10H2O(l)
H2C2O4 dicampur H2SO4
suhu awal 31oC.Setelah ditetesi KmnO4 saat larutan hilang
warnanya setelah 156 s. Pada H2C2O4 dicampur
dengan asam sulfat yang dipanaskan pada penangas air pada suhu 35oChilang
warna setelah 116 s , pada suhu 40oChilang
warna setelah 55 s , pada suhu 45 c hilang warna setelah 46 s .
pada suhu 50oChilang warna setelah 25 s . sudah jelas bahwa suhu
dapat mempengaruhi laju reaksi. Jika suhu dinaikkan, laju reaksi makin besar.
Hal ini disebabkan karena dengan menaikkan suhu reaksi akan meningkatkan energi
kinetik dan partikel zat reaktan saling bertumbukan sehingga menghasilkan zat
produk yang makin besar. Dapat juga dikatakan bahwa menaikkan sama halnya
dengan meningkatkan fraksi partikel yang memiliki energi melebihi energi
aktivasi. Kenaikan suhu 10oC akan melipatduakan jumlah molekul
dengan energi tersebut. Kenaikan konsentrasi atau tekanan mengakibatkan molekul
bertumbukan lebih sering, dengan lebih banyaknya tumbukan maka tumbukan akan
lebih efektif
Jadi
semakin besar suhu maka semakin besar terjadinya laju reaksi.
4.pengaruh katalis pada laju reaksi
Persamaan reaksi pada percobaan 4 :
KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(l)
ü
2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq)
+ 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) +
MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
Dua
tetes Asam oksalat di campur dua tetes
asam sulfat pada tetesan kalium permanganat pada satu tetes yang awalnya bening
ada serabut putih setelah 149 s terjadi perubahan warna keunguan tidak ada
endapan. pada dua tetes setelah 73 s , pada tiga tetes setelah 61 s , pada
empat tetes setelah 50 s , pada lima
tetes setelah 40 s , pada enam tetes setelah 30 s , pada tujuh tetes setelah 25
s , pada tetes delapan setelah 19 s , pada sembilan tetes setelah 12 s ,
pada sepuluh tetes setelah 6 s .
Dua
tetes Asam oksalat di campur dua tetes
asam sulfat ditambahkan satu tetes mangan (II) sulfat dan ditambahkan kalium
permanganat pada tetesan yang berbeda .
pada satu tetes yang awalnya bening setelah
89 s terjadi perubahan warna coklat dan terjadi endapan . pada dua tetes
setelah 62 s , pada tiga tetes setelah 45 s , pada empat tetes setelah 29
s , pada lima tetes setelah 27 s , pada
enam tetes setelah 15 s , pada tujuh tetes setelah 5 s , pada tetes delapan
setelah 3 s , pada sembilan tetes setelah 2 s , pada sepuluh tetes setelah 1 s . katalis berfungsi mempercepat
terjadinya laju reaksi tetapi pada akhir reaksi dapat di peroleh kembali.
Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktivasi , sehingga jika ke dalam suatu reaksi ditambahkan katalis , maka
reaksi akan lebih mudah terjadi . hal ini disebabkan karena karena zat-zat yang
bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi .
X.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat saya
simpulkan.
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antaran lain :
1.
Luas permukaan sentuh
Semakin besar luas permukaan sentuh, semakin cepat laju
reaksinya, karena terjadi tumbukan antar partikel yangbesar.Begitu juga
sebaliknya.
2.
Suhu
Suhu juga berpengaruh terhadap laju reaksi,Apabila suhu
dinaikkan, maka laju reaksinya semakin besar.
3.
Katalis
Dengan adanya katalis pada reaksi menyebabkan reaksi
berlangsung lebih cepat..
4.
Konsentrasi reaktan
Dengan adanya konsentrasi,makaSemakin tinggi konsentrasi, semakin
cepat reaksi.
XI.
JAWAB PERTANYAAN
1) Persamaan reaksi yang terjadi
pada percobaan di atas adalah:
ü
Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq)
+S(s) + SO2(g) +H2O(l)
ü
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g)
+ H2O(l)
ü
2KMnO4(aq) + 5H2SO4(aq) + 3H2C2O4(aq)
→ 2K2SO4(aq) + MnSO4(aq) + 8CO2(g) +
10H2O(l)
ü
2KMnO4(aq) + 2H2SO4(aq) + MnSO4(aq)
+ 3H2C2O4(aq) → 2K2SO4(aq) +
MnSO4(aq) + 8CO2(g) + 10H2O(l)
2) Persamaan laju reaksi berorde satu:
V = k[Na2S2O3][
HCl]
Persamaan laju reaksi berorde dua
V = k[Na2S2O3]2[HCl]2
3) Gas yang terbentuk antara kalsium
karbonat dan asam klorida adalah gas CO2.
Persamaan reaksi yang
terjadi:
CaCO3(s)
+ 2HCl(aq) → CaCl2(l) + CO2(g) + H2O(l)
4)
Asam
sulfat berperan untuk mempertahankan warna dari asam oksalat (tak berwarna) yang bereaksi dengan kalium
permanganat (ungu).
5) Sesuai dengan reaksi:
2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq)
+ 3H2SO4(aq)
2MnSO4(aq) + 10CO2(g) + K2SO4
+ 8H2O(l)
Karena jika KMnO4direaksikan
dengan asam oksalat (H2C2O4), maka asam
oksalat tersebut mempengaruhi warna larutan.
XII.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan,
Charles W; Kleinfelter, Donald C; Wood, Jesse H.(1995).Ilmu Kimia untuk Universitas
Edisi Keenam Jilid 1.Jakarta:Erlangga.
Sugiarto,
Bambang dkk.(2007).Kimia Dasar 1.Surabaya:UNESA
University Press.
Atkins, P.W.1997.Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2.Jakarta:Erlangga
LAMPIRAN
PERCOBAAN 1
PERCOBAAN 2
PERCOBAAN 3
PERCOBAAN 4
0 komentar:
Posting Komentar